Kepolisian menindaklanjuti kasus 67 pekerja, anak-anak, dan balita yang keracunan makanan katering dari salah satu pertambangan nikel di Halmahera Tengah, Maluku Utara, pada Selasa, 21 Januari 2025 kemarin. Para korban dan pihak perusahaan sedang dimintai keterangan.
“Untuk dugaan kasus tersebut, sementara ini, kita masih lakukan penyelidikan,” kata IPDA Ramli Soleman, Kasi Humas Polres Halmahera Tengah, melalui pesan singkat, pada Rabu, 22 Januari 2025.
IPDA Ramli mengatakan penyelidikan kasus dilakukan bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Halmahera Tengah masih mengambil sampel makanan katering, termasuk muntahan dari korban untuk diperiksa lebih lanjut.
“[Termasuk] melakukan pemeriksaan sisah bahan makanan yang digunakan terhadap pengelola katering,” ungkapnya.

IPDA Ramli menerangkan bahwa saat kejadian, pihaknya langsung turun membantu masyarakat Desa Fritu, Weda Tengah dan pekerja tambang yang diduga keracunan makanan tersebut.
Para korban, kata Ramli, diduga keracunan setelah sarapan pagi dengan makanan nasi dari perusahaan. Setelah mengonsumsi, puluhan orang yang termasuk perempuan, anak-anak, dan balita itu langsung mual-mual, buang air dan muntah.
“Dalam insiden keracunan makanan tersebut ada sekitar 67 korban. Ada 54 pria dewasa, 5 perempuan, 6 anak dan 2 balita. Saat itu, mereka langung dapat penanganan medis di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sagea,” tambahnya.
Meski begitu, IPDA Ramli mengatakan, puluhan korban keracunan makanan yang sempat dirawat di Puskesmas Sagea, Weda Utara, sudah berangsur pulih dan dipulangkan ke mes perusahaan dan ke desa setempat.
“Satu korban yang masih balita di rujuk ke RSUD Weda untuk penanganan lebih lanjut,” pungkasnya.
—–
Reporter: La Ode Zulmin
Editor: Rabul Sawal
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.