Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Maluku Utara menyerukan penyelamatan wilayah Maluku Utara dari gempuran industri ekstraktif menjelang peringatan Hari Anti Tambang (HATAM) yang jatuh pada 29 Mei 2025.

“Di sekujur tubuh Pulau Halmahera hingga ke penjuru pulau-pulau di Maluku Utara, yang telah dikuras, dirampas, diracuni, serta dihancurkan oleh industri ekstraktif—tambang. Bahwa semua kerusakan ini, didalangi oleh betapa tamaknya Negara-Korporasi,” ujar Julfikar Sangaji, Dinamisator Jatam Malut pada Selasa, 27 Mei 2025.

Menurut Julfikar, eksploitasi tambang yang masif telah membawa Maluku Utara masuk dalam “zona ekstraktif”, sebuah konsep yang menurutnya setara dengan “zona pengorbanan”–wilayah yang secara sistematis dikorbankan demi akumulasi modal oleh segelintir elite–yang sama artinya adalah “proyek pemusnahan”.

“Seluruh warga korban maupun calon korban tambang, proyek pemusnahan ini, adalah praktik akumulasi kapital, yang sebenarnya hanya dijalankan oleh segelintir orang. Mereka adalah para pengekstrak yang terus meraup keuntungan di atas kerusakan yang tiada pulih. Di saat yang sama para pengekstrak dengan culasnya, menyebut demi “kemajuan ekonomi” yang tanpa henti didengungkan sebagai mantra dari sihir yang paling mujarab,” jelas Julfikar.

Ia menyebut, jargon kemajuan ekonomi yang kerap digaungkan para pemilik modal dan pemerintah, tidak lain adalah ilusi. Julfikar mempertanyakan apa arti kemajuan bila bukit-bukit dibongkar, pohon-pohon tumbang, sungai dilumuri limbah ore nikel, dan laut penuh cemaran limbah nikel.

Jatam Malut juga menyoroti hilangnya wilayah adat dan sumber penghidupan warga. Tanaman pala, cengkeh, kelapa, dan komoditas lainnya tak dianggap penting sebagai sumber produksi konsumsi warga, hanya karena tanah tempat mereka tumbuh mengandung nikel.

“Bagi para pengekstrak, semua bisa dibayar. Kalau dilawan, ada kaki-tangan mereka yang siap membungkam dengan segala cara,” ucapnya.

Namun, Julfikar menegaskan, warga tidak boleh pasrah begitu saja. “Kita berhak menolak menjadi arena zona pengorbanan yang terus diluluh-lantakkan capital ekstraktif. Dengan begitu tambang harus ditumbangkan,” serunya.

Rabul Sawal
Editor
La Ode Zulmin
Reporter