Puluhan massa Aksi Kamisan Ternate kembali mengawal sidang praperadilan keempat kasus 11 warga Maba Sangaji, Halmahera Timur, di depan Pengadilan Negeri (PN) Soasio, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Kamis, 12 Juni 2025.
Selain, menutut bebaskan 11 warga Maba Sangaji dan cabut IUP PT Position, massa aksi dari Ternate bersama mahasiswa Tidore itu juga membuka dapur umum sebagai bentuk protes “pangan bukan tambang”.
Irawati Harun, perwakilan massa aksi mengatakan, kehadiran mereka di PN Soasio sebagai bentuk solidaritas untuk mengawal sidang praperadilan keempat kasus 11 warga Maba Sangaji yang ditangkap Polda Maluku Utara saat menolak PT Position.
“Ini sudah praperadilan keempat. Soal bukti-bukti surat dan keterangan saksi dari pemohon. Sidang putusan nanti di tanggal 16,” kata Irawati, saat diwawancarai reporter Kadera, 12 Juni 2025.
Ia bilang, tuntutan yang dibawa masih tetap sama, yakni bebaskan tanpa syarat 11 warga Maba Sangaji dan meminta PN Soasio untuk hentikan saja, gugurkan upaya kriminalisasi yang dilakukan Polda Malut.
Karena 11 warga Maba Sangaji sedang memperjuangkan ruang hidup dan hutan adat. Selain itu, cabut IUP PT Position di Halmahera Timur.
Di depan PN Soasio, kata Irawati, massa aksi juga membuka dapur umum gratis sebagai bentuk protes terhadap tambang. Menu dapur umum tersebut, ada ikan, sayur, timun, dan pisang
“Di aksi juga ada buat dapur umum gratis sebagai protes pangan bukan tambang,” ujarnya.
Saat demonstrasi berlangsung, kata Irawati, hanya puluhan massa aksi yang bersolidaritas, tapi pihak kepolisian di Tidore, justru mengerahkan mobil watter canon.
Massa aksi juga sempat cekcok terlibat saling dorong dengan pihak kepolisian.
Irawati mengaku, karena ada anggota polisi yang melakukan pelecehan verbal terhadap satu massa aksi perempuan.
“Dia (anggota polisi) bilang di teman perempuan, ‘perempuan naga-naga [perempuan sembarang],” ujarnya.
Karena itu, lanjutnya, pihaknya mendatangi terduga pelaku pelecehan verbal untuk dimintai klarifikasi.
“Dong [mereka] lindungi anggota yang lalukan pelecehan verbal dan kasih keluar torang [kita] dari gerbang pengadilan. Baru kunci pagar. Tara bikin klarifikasi sama sekali,” ucapnya kesal.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.