Sebanyak 50 siswa Sekolah Rakyat (SR) Menengah Pertama 26 Kota Ternate, Maluku Utara, mulai mengikuti proses belajar sekaligus orientasi sejak Senin, 14 Juli 2025, di Sentra Wahan Bahagia Ternate. Orientasi ini akan berlangsung selama tiga bulan ke depan.

Anwarudin, PIC Tim Percepatan SR Menengah Pertama 26 Kota Ternate menjelaskan bahwa program Sekolah Rakyat tengah digulirkan di 53 titik di seluruh Indonesia, dari total 200 titik yang dijadwalkan launching akhir Juli 2025. Di Ternate sendiri, 50 siswa dibagi dalam dua kelas dengan kapasitas 25 siswa per kelas.

“Mekanismenya SR itu ada dua kurikulum. Satu kurikulum dari Mendikdasmen, salah satunya pendidikan agama, latihan baris-berbaris, dan lainnya. Ada ekstrakurikuler. Semua siswa itu nanti akan difasilitasi laptop atau iPad,” ujar Anwarudin kepada Kadera saat ditemui, Selasa, 15 Juli 2025.

Seleksi siswa didasarkan pada Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) dengan fokus pada kategori sangat miskin dan miskin ekstrem. Dalam proses belajar ini, lima guru bertugas sebagai pengajar, didampingi kepala sekolah, pembimbing keamanan, serta wali asrama dan wali asuh.

“Jadi, saat ini, sesuai arahan presiden ada orientasi dulu, selama tiga bulan sambil belajar. Orientasinya itu termasuk minat dan bakat, karakter, psikolog juga,” katanya.

Meski proses belajar berjalan lancar, kendala utama masih terkait penyediaan lahan untuk fasilitas sekolah, masalah yang juga dialami di provinsi lain termasuk Maluku Utara. Pemerintah daerah menyediakan lahan, sementara pembangunan gedung ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum.

Manton La Usma, Kepala SR Menengah Pertama 26 Kota Ternate, menambahkan bahwa masa pengenalan lingkungan sekolah MPLS) sudah berjalan baik, dan fasilitas pendukung terus dioptimalkan.

“Harapannya, kehadiran SR memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan di Kota Ternate dan memberi manfaat terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar, cerdas bersama tumbuh setara,” tutur Manton.

Rabul Sawal
Editor
La Ode Zulmin
Reporter