Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Ternate mendesak Dinas Kesehatan (Dinkes) Ternate segera mengambil langkah serius wabah difteri. Penyakit menular berbahaya ini kembali ditemukan di Ternate setelah terakhir kali dilaporkan pada 2018. Tahun ini, difteri bahkan diduga merenggut nyawa seorang bocah di Ternate Selatan.

Muhammad Syaiful, Ketua Komisi III DPRD Ternate, meminta Dinkes mengerahkan petugas tingkat RT/RW untuk sosialisasi dan pemetaan risiko penularan. DPRD juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan diri serta lingkungan.

“Kita juga mengajak masyarakat menjaga kesehatan diri juga lingkungan. Apalagi, sudah ada korban jiwa,” kata Syaiful kepada Kadera, melalui pesan singkat, Senin, 15 September 2025.

Syaiful menekankan pentingnya pengawasan jajanan anak-anak, terutama di sekolah. Ia menilai kasus ini harus menjadi perhatian khusus pemerintah. “Pemerintah mesti serius mengawasi kualitas jajanan di konsumsi warga, anak-anak di sekolah-sekolah. Karena, sudah ada 1 anak yang jadi korban,” terang Syaiful.

Selain itu, DPRD mendesak Dinkes segera melakukan vaksin massal agar penularan bisa ditekan. Namun, saat dihubungi terkait perkembangan penanganan, Nuraini, fungsional epidemiologi Dinkes Ternate, belum memberikan tanggapan hingga berita ini diturunkan.

Difteri disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini menular lewat droplet, alat makan bersama, hingga kontak langsung dengan cairan saluran pernapasan atau luka kulit. Gejalanya antara lain sakit tenggorokan, demam, dan munculnya selaput putih keabu-abuan di tenggorokan yang sulit dilepas dan mudah berdarah bila dipaksa.

Pada kasus berat, difteri bisa menyebabkan pembengkakan leher (bullneck) hingga kematian. Untuk pencegahan, masyarakat mesti menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mematuhi protokol kesehatan, serta mengikuti program imunisasi lengkap.

Rabul Sawal
Editor
La Ode Zulmin
Reporter