Banjir kembali melanda Kelurahan Bobo, Kecamatan Tidore Utara, Selasa, 23 September 2025, setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Ini merupakan banjir kedua dalam sepekan, menandakan masalah yang terus berulang di wilayah tersebut.
Banjir kali ini membawa material pasir dalam jumlah besar hingga menutup sekitar 50 meter badan jalan Sultan Abidin Syah, ruas jalan nasional yang menghubungkan Rum dan Soasio. Akibatnya, arus lalu lintas terganggu dan menimbulkan kekhawatiran menjelang pelaksanaan Tour The Pattimura pada 27 September mendatang.
Ketua Komisi III DPRD Kota Tidore Kepulauan, Ardiansyah Fauzi, bersama Kepala Dinas PU Abdul Muis Husain, dan Kalak BPBD Muhammad Abubakar, meninjau langsung lokasi banjir sekitar pukul 14.30 WIT. Ia menyatakan pentingnya penanganan serius terhadap sistem drainase di Bobo.
“Kami bersama instansi terkait harus segera melakukan normalisasi jalur air serta membangun gorong-gorong agar air tidak meluap ke rumah warga dan jalan raya,” kata Ardiansyah.
Ia juga mendesak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Maluku Utara untuk segera turun tangan, karena ruas jalan yang terdampak merupakan kewenangan Balai.
“Pembangunan gorong-gorong harus dikerjakan oleh Balai karena melewati jalan nasional,” tegasnya.
Senada, Kadis PU Abdul Muis meminta dukungan penuh dari Balai mengingat lokasi banjir berada di ruas jalan nasional. Ia mengingatkan bahwa penanganan harus segera dilakukan sebelum event Tour The Pattimura berlangsung.
“Kita khawatir banjir kembali terjadi saat Tour The Pattimura. Ini butuh perhatian cepat karena berdampak langsung pada jalan utama,” ujarnya.
Sementara itu, BPBD Kota Tidore telah menurunkan personel dan dua unit ekskavator untuk membersihkan material yang menutupi jalan dan saluran air. Warga juga turut membantu pembersihan.
Kalak BPBD Muhammad Abubakar menjelaskan, material pasir yang terbawa banjir berasal dari kawasan pegunungan, dan bukan akibat aktivitas galian C seperti yang sempat dikabarkan.
“Material itu terbawa dari atas karena hujan deras. Mungkin ada pembukaan lahan pertanian yang menyebabkan penebangan pohon dan membuat air tidak tertahan,” jelasnya.
Ia mencatat, banjir di Bobo telah terjadi sebanyak tujuh kali, namun dua kejadian terakhir adalah yang terparah.
“Banjir Jumat lalu dan hari ini membawa material dalam jumlah besar. Ini perlu menjadi perhatian serius semua pihak,” pungkasnya.
Banjir sebelumnya sempat berdampak pada 26 rumah warga, dua di antaranya mengalami kerusakan parah karena material pasir masuk hingga ke dalam rumah.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.