Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat RI Siti Hedianti Hariyadi atau Titiek Soeharto kecewa setelah melakukan inspeksi mendadak ke gudang Bulog di Kelurahan Salahuddin, Ternate Tengah, Kota Ternate, pada Selasa, 23 September 2025.

Bersama tim didampingi Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara, ia mendapati beras di dalam gudang tampak berwarna keabu-abuan dan kotor. Beras sebanyak 1.200 ton itu diduga telah masuk ke gudang sejak Mei 2024. Titiek mengatakan beras tersebut tidak layak dijual maupun dikonsumsi masyarakat.

“Ternyata yang ada di sini ini ada beras yang sudak stok setahun lebih. Jadi masuk ke sini bulan Mei tahun 2024 masih ada 1.200 ton. Warnanya udah abu-abu. Ini masih ada juga beras inpor yang udah umurnya setahun juga. Saya enggak tahu mesti mau disimpan sampai kapan disini, kenapa nggak disalur-salurkan,” ucap Titiek dalam video yang dipublikasikan akun Instagram Inilah.com.

Menurutnya, jika beras program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan ke masyarakat memiliki kualitas serupa, maka sangat berbahaya. “Saya rasa kalau SPHP dapatnya yang kayak begini, ya saya rasa nggak layak gitu. Ya orang harus beli dengan beras yang seperti ini,” tambah Titiek.

Ia mendesak pemerintah, termasuk Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, serta Perum Bulog, segera menindaklanjuti masalah ini. “Dari bulan Februari saya minta beras ini dikeluarkan, kita mewakili rakyat, kita kesal juga ya kayak begini,” ucapnya.

Jefry Tanasi, Kepala Perum Bulog Cabang Ternate, membenarkan adanya sidak tersebut. Namun ia menolak berkomentar lebih jauh terkait penilaian Komisi IV DPR. “Saya no comment,” kata Jefry singkat saat ditemui di kantornya, Sabtu, 27 September 2025.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, sampel beras dari gudang di Kelurahan Salahuddin sudah dikirim ke Jakarta untuk lakukan diuji di laboratorium.