Artikel ini merupakan bagian kedua dari seri tulisan berjudul Cara Licik Solway Group untuk Menguras Nikel di Guatemala. Baca tulisan bagian pertama disini.
Sebelum Anda membaca seri artikel ini, ada baiknya Anda baca terlebih dahulu artikel sebelumnya yang menyoroti hubungan PT Position yang dimiliki oleh perusahaan asal Swiss tersebut di sini: Penambang Datang, Petaka Menerjang: Siapakah Pemilik PT Position?
Hakim, Politisi, dan Polisi: Semua dalam Cengkeraman Perusahaan
Salah satu orang yang paling paham cara-cara kotor perusahaan adalah Enrique Xol. Dia anggota dewan adat dan pengecam keras perusahaan tambang.
Pada 2017, Enrique Xol menghadiri pertemuan antara pemuka masyarakat dengan perusahaan tambang di sebuah hotel yang letaknya 20 kilometer dari El Estor. Selesai pertemuan, Dmitry Kudryakov, pimpinan salah satu anak perusahaan Solway, mendekatinya. Melalui penerjemah bahasa, Kudryakov menghujani Enrique Xol dengan pertanyaan: “Mau kamu apa? Proyek? Atau apa?”
Enrique Xol menilai percakapan itu sebagai bujukan untuk menerima sogok. Dia menolak.
Pengalaman Enrique Xol hanya salah satu contoh saja.
Berikut contoh lainnya:
Pada 2016, di lingkungan perusahaan beredar surat elektronik dengan subjek “Sangat Penting”. Isinya adalah instruksi untuk melengkapi daftar nama “tokoh-tokoh kunci” yang akan dikirimi bingkisan natal, “tanda penghormatan” yang diberikan perusahaan setiap tahun.
Menanggapi instruksi tersebut, seorang pengacara di anak perusahaan Solway mengusulkan nama berikut: “Pengadilan Tingkat Pertama Puestos Barrios” (di Indonesia sepadan dengan “Pengadilan Negeri”). ia sesungguhnya mengincar seorang hakim bernama Edgar Anibal Arteaga López. Di kemudian hari, hakim ini mengeluarkan putusan yang menguntungkan Solway saat perusahaan berseteru dengan perhimpunan nelayan dan wartawan.
Hakim Arteaga menyangkal “pernah menerima bingkisan apa pun dari CGN-Pronico atau pihak lainnya”. Sementara perusahaan berdalih bahwa menghadiahkan bingkisan untuk “teman-teman yang selama ini berhubungan baik dengan kami” adalah “praktek lazim”, dan bahwa mereka tidak memberikan bingkisan kepada pihak-pihak yang “tidak dilarang oleh hukum”.
“Hadiah Natal tidak pernah diberikan kepada hakim,” kata pihak perusahaan, menekankan.
Padahal, dokumen internal perusahaan, berjudul “Daftar Tokoh-tokoh yang Diusulkan untuk Menerima Hadiah Natal Pronico/CHN 2016,” memuat seratus lebih nama-nama dari berbagai wilayah sekitar El Estor. Di dalam daftar nama tersebut terdapat: tujuh orang walikota, tujuh tokoh masyarakat, dua hakim, dua agamawan, dua wartawan dan seorang pemimpin gereja.
Bocoran percakapan surat elektronik internal juga mengungkap persekongkolan antara anak-anak perusahaan Solway dan Kepolisian Nasional Guatemala, yang, pada 2021, dikecam keras oleh lembaga hak asasi manusia karena penggunaan kekerasan secara berlebihan terhadap demonstran dan masyarakat adat Maya Q’eqchi’; dan karena tindakan represif terhadap wartawan dan media.
Dokumen itu menyebutkan bahwa sepanjang 2020, salah satu anak perusahaan Solway, Pronico, paling sedikit lima kali mengucurkan “dukungan strategis” ke Raxché, senilai kurang-lebih 350.000 Quetzales (atau sekitar 740 juta rupiah). Sebagian sumbangan itu mengalir ke kantong perwira-perwira polisi yang bertugas di beberapa lokasi tambang.
Dalam satu surat elektronik kepada “Señor Director” (kemungkinan Kudryakov), Roberto Zapeta, kepala keamanan di salah satu anak perusahaan lokal, berpendapat bahwa dukungan uang makan lebih efisien dan lebih berguna untuk Kepolisian daripada sumbangan yang bersifat umum, sekaligus menekankan sumbangan hendaknya “dibagikan ke semua pihak.”
“Sudah menjadi sifat manusia,” tulis Zapeta. “Jika sumbangan dihentikan, akan ada risiko strategis yang perlu dipikirkan.”
Bagi pembela hukum Jimenez, pemberian sumbangan semacam tersebut mengarah pada “upaya untuk mempengaruhi. Merupakan penyuapan jika di balik pemberian sumbangan itu perusahaan meminta balas budi.”
(Ketika ditanyakan benarkah perusahaan mengalirkan uang ke Kepolisian, Mendez menjawab singkat: “Tidak!”)
Dipermainkan Kepentingan Investor Tambang dari Rusia
Musim gugur Oktober 2021. Orang-orang Indian Maya Q’eqchi di El Estor turun ke jalan untuk kedua kalinya sejak 2017, melakukan aksi damai “El Estor Resiste”. Namun, pemerintah merepresi protes tersebut dengan mengumumkan keadaan darurat dan menggusur tenda perlawanan secara brutal.
Masyarakat El Estor tidak hanya marah atas proses konsultasi masyarakat yang dilakukan, tapi juga gusar karena negara berada di bawah kontrol perusahaan multinasional.
“Hanya di Guatemala kekayaan mineral dihargai sangat murah,” tulis Rafael Maldonado, pengacara yang membela Perkumpulan Nelayan El Estor, di laman Facebook pada 12 November 2021. “Perusahaan pertambangan di El Estor menangguk miliaran dolar setiap tahun, namun upah yang dibayarkan hanyalah secuil kecil, meninggalkan kerusakan dan pencemaran. Semua ini terjadi karena pejabat korup dan pengkhianat negara,” lanjutnya.
Lucia Ixchiu dari Festivales Solidarios sependapat. “Pemerintah Guatemala berjalan berdasarkan kepentingan bisnis transnasional,” katanya. “[…] yang kita bicarakan adalah perusahaan bernilai jutaan dolar dengan segala sumber dayanya, dengan dukungan dari negara.”
Sampai saat ini, campur tangan langsung Solway terhadap negara memang belum terbukti. Namun, bocoran dokumen sekurang-kurangnya memperlihatkan hubungan antara sebuah anak perusahaan yang dimiliki investor Rusia dengan presiden negara itu.
Pada musim panas 2021, sebelum protes meletup di El Estor, skandal ‘karpet ajaib’ mengguncang Guatemala. Sejumlah orang, yang sudah melarikan diri ke luar negeri, membocorkan informasi bahwa Presiden Alejandro Giammattei menerima suap dari Mayaniquel S.A., perusahaan tambang dari Rusia yang ingin menggunakan pelabuhan laut Puerto Barrios. Diceritakan bahwa uang suap tersebut diserahkan dalam gulungan permadani.
Solway tak mau dikait-kaitkan dengan Mayaniquel S.A. “Kami tidak terlibat dalam kasus suap apapun,” sebut perusahaan itu dalam sebuah pernyataan resmi.
Namun, beberapa dokumen yang bocor menunjukkan fakta sebaliknya. Surat percakapan elektronik dan dokumen kontrak di internal menunjukkan bahwa Mayaniquel S.A. punya hubungan bisnis dengan Solway melalui Pronico, anak perusahaannya. Pronico dan Mayaniquel pernah menyepakati sebuah kontrak kerja senilai $200,000, yang ditandatangani pada 21 November 2019 dan diperbarui pada Januari 2021. Fakta ini membuat orang menduga kuat bahwa terjadi persekongkolan antara komplotan pengusaha tambang Rusia dan para politisi terkemuka Guatemala.
Menanggapi tuduhan itu, Pronico dan Mayaniquel mengaku memang memiliki kerjasama bisnis, tidak lebih. “Semata-mata kerjasama perdagangan; hanya mengenai jual beli biji nikel,” ucap juru bicara dari Mayaniquel. “Selebihnya, kami tidak memiliki kerja sama lain dengan CGN/Pronico/ dan/atau Solway; dan kami bukan bagian dan tidak berafiliasi dengan CGN/Pronico dan/atau Solway Group.”
Pada akhirnya, Solway lolos dari skandal di atas dan tidak menderita kerugian apa pun. Mereka terselamatkan oleh permintaan nikel global yang meningkat.
Hingga meletusnya perang Rusia-Ukraina, Solway masih mengoperasikan tambang nikel di Ukraina, Russia, Makedonia, dan Indonesia. (pada pernyataan tanggal 3 Maret mereka menyatakan menghentikan operasi tambang di Rusia).
Di benua Afrika, Solway memborong lahan pegunungan Nimba di Liberia melalui anak perusahaan yang bernama Solway Mining Incorporated. Di negara yang setengah juta penduduknya hidup dalam kemiskinan yang ekstrem, perusahaan tambang itu menjanjikan pembangunan sekolah dan pusat kesehatan. Sesudahnya, masyarakat kecewa dengan ulah perusahaan. “Rakyat kami tidak mengira perusahaan berulah seperti yang sudah-sudah, saya menyesal,” ujar seorang pejabat pengawasan lingkungan kepada media Mongabay.
Soway: Berkantor pusat di Swiss, Menambang di Seberang Lautan
Jika El Estor di Guatemala berada di tepi Danau Izabal, di pinggir Danau Zuggersee, Swiss, ada kota bernama Zug. Sama-sama terhampar di tepi danau dan tersembunyi di balik pegunungan, tapi suhu di kedua tempat sungguh jauh berbeda. Pada musim salju, suhu di Zug sering turun di bawah nol derajat.
Di kota yang sejuk dan tenang ini terletak kantor pusat Solway. Dari kota ini pula, jauh dari hingar-bingar protes masyarakat di El Estor, Solway menyewa firma-firma besar hubungan masyarakat guna merancang strategi untuk “meningkatkan citra baik” perusahaan dan untuk “mewaspadai timbulnya masalah” di Guatemala.
Ketika strategi itu disusun, pada saat yang sama, rakyat Swis melangsungkan debat panas menjelang jajak pendapat untuk memberlakukan syarat lebih ketat bagi perusahaan semacam Solway agar tidak merusak lingkungan dan menghormati hak asasi manusia.
Solway bukanlah satu-satunya perusahaan Swiss yang dituduh menguras kekayaan alam dengan merusak lingkungan tanpa menggubris masyarakat adat. Karena itulah, sekumpulan organisasi bernama Swiss Coalition for Corporate Justice meminta jajak pendapat untuk meloloskan undang-undang baru yang dijuduli ‘Inisiatif untuk Tanggung Jawab Perusahaan’. Bila undang-undang ini disahkan, semua perusahaan yang terdaftar di Swiss akan dikenai peraturan yang lebih ketat untuk menghormati hak asasi manusia dan lingkungan.
Usulan undang-undang ini membuat Solway gelisah seperti cacing kepanasan. Kemudian, sebuah laporan yang menentang rancangan undang-undang itu, disusun oleh firma hubungan masyarakat Economiesuisse, beredar di dalam perusahaan.
Pada November 2020, rancangan undang-undang ini gagal mendapatkan dukungan yang cukup dari seluruh 26 daerah pemilihan, bahkan babak belur di Zug. Di pusat komunitas bisnis Swis itu, undang-undang ini ditolak hampir dengan suara mutlak.
Meskipun tidak jelas apakah Solway berusaha mempengaruhi hasil referendum atau jajak pendapat tersebut, perusahaan ini tetap berhubungan dengan beberapa firma humas dan lembaga riset SwissPeace, yang klien utamanya adalah pemerintah Swiss.
Dalam sebuah email, SwissPeace mengonfirmasi bahwa mereka terus memberikan saran kepada Solway mengenai “upaya mereka untuk memahami dan menghormati prinsip-prinsip dan harapan masyarakat internasional.”
Sekitar waktu yang sama – Musim Gugur 2019 – tekanan terhadap Solway dari dalam negara Eropa juga meningkat. Guatemala Netz, sebuah jaringan solidaritas Kristen kecil yang berbasis di Bern dan Zurich, bersiap untuk menerbitkan sebuah laporan yang mengkritik perusahaan Solway Group dan telah meminta komentar dari mereka.
Guatemala Netz pertama kali berhubungan dengan Solway setelah protes nelayan pada tahun 2017. Dan menurut Alice Froidevaux, anggota Guatemala Netz, mereka bertukar lima email dan surat antara tahun 2017 dan 2019. Froidevaux mengakui bahwa seiring berjalannya waktu, strategi humas dan komunikasi dari Solway semakin canggih.
Strateginya sederhana saja: upayakan untuk membendung semua pemberitaan buruk baik di dalam dan di luar negeri. Dan seperti umumnya perusahaan multinasional lainnya, di satu sisi Solway menyatakan bersedia untuk berdialog, di sisi lain mengirim ancaman halus untuk menempuh langkah hukum.
Ketika Guatemala Netz bersiap menerbitkan sebuah laporan, Solway segera menawarkan pertemuan untuk berdialog. Guatemala Netz menolak untuk datang. Pada November 2019 mereka menerbitkan laporan yang mengkritik perusahaan dan mendapat tanggapan yang sangat agresif. Perwakilan perusahaan merespon tuduhan dan pertanyaan-pertanyaan dalam laporan Guatemala Netz dengan menjawab begini:
“Segala tuduhan yang anda lontarkan selama lebih dari dua tahun terakhir, tanpa anda pernah berkunjung ke lingkungan perusahaan dan tidak melihat dengan kepala sendiri, ditambah anda menolak undangan untuk datang ke perusahaan kami; semua tindakan anda tersebut perlu dicurigai. Kami menganggap surat dari anda sebagai perbuatan ancaman terhadap perusahaan.
Serangan Solway membuat Guatemala Netz cukup gentar. “Kami hanya organisasi kecil yang tidak punya uang banyak. Tuntutan hukum dari perusahaan jelas akan menyusahkan kami,” ucap Froidevaux.[]
Penerjemah: Armada Sholeh, peminat kajian konflik agraria dan politik perampasan lahan.
Editor: Launa Biru, pegiat literasi reproduksi sosial dan industri ekstraktif.
Bagian pertama:
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.