Seorang guru SMA Negeri 9 Tidore Kepulauan menuai kecaman dari warga Kelurahan Mafututu setelah video TikTok yang menampilkan dirinya bergoyang bersama sejumlah siswa di dalam kelas beredar luas.

Aksi yang dinilai tidak beretika itu direkam dari akun TikTok bernama @myess, dan menimbulkan keresahan karena dianggap tidak pantas dilakukan di lingkungan sekolah.

Dalam video tersebut, sang guru terlihat memasuki kelas sambil berjoget, lalu membuat konten bersama siswa-siswi dengan adegan yang dianggap warga tidak pantas untuk ruang pendidikan.

Rustam Hamisi, warga Mafututu yang juga alumni SMA Negeri 9 Tidore, menilai tindakan itu mencederai dunia pendidikan.

“Oknum guru konten kreator itu melibatkan siswa-siswinya membuat konten yang tidak punya etika. Masa di ruang kelas buat konten joget seperti di diskotik dan adegan percintaan?” ujarnya, Minggu, 30 November 2025.

Rustam mempertanyakan apakah aksi tersebut sesuai dengan kurikulum atau nilai-nilai pendidikan yang diajarkan di sekolah. Ia khawatir, jika tidak ditindak, perilaku demikian dapat menurunkan minat generasi muda di Mafututu dan Jiko Cobo untuk bersekolah di SMA Negeri 9 Tidore.

Ia juga membandingkan SMA Negeri 9 dengan sekolah lain yang menurutnya lebih profesional dalam mempublikasikan kegiatan, seperti Madrasah Aliyah Dowora dan SMK Negeri 1 Tidore yang hanya menampilkan kegiatan ekstrakurikuler positif melalui akun resmi sekolah.

“Kami berharap kepala sekolah memberikan teguran dan sanksi agar tindakan seperti itu tidak terulang,” tegas Rustam.

Sementara, Muhammad Husen, Kepala SMA Negeri 9 Tidore Kepulauan, mengaku baru mengetahui kejadian itu setelah beritanya tersebar. Ia menegaskan bahwa aksi sang guru dilakukan di luar jam pembelajaran.

“Waktu belajar hanya 34 menit, dan kalau ditambah dengan batiktok tentu tidak maksimal. Tapi kejadian itu terjadi setelah kegiatan belajar mengajar selesai,” jelasnya.

Ia mengaku telah memanggil guru bersangkutan dan memberikan arahan agar tidak memposting kembali video serupa di media sosial. Sang guru, kata Muhammad, telah berjanji tidak akan mengulanginya.

“Kalaupun dia membuat video lagi, itu harus di luar pembelajaran karena itu hak setiap orang. Tapi selama proses belajar mengajar, hal-hal positif sajalah yang kami tampilkan di medsos,” tambahnya.

Muhammad memastikan pihak sekolah sudah menertibkan aktivitas guru tersebut dan kondisi kini “sudah steril”.