Kohati Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ternate menggelar kegiatan ngobrol paper ilmiah bersama kandidat ketua menuju Musyawarah Kohati Cabang Ternate periode 2025/2026. Kegiatan itu bertajuk “Perempuan Kepulauan dan Tantangan Ketahanan Pangan”, di Sekretariat Kahmi, Ternate Tengah, Kota Ternate, pada Sabtu, 1 Februari 2024.

Aisun Salim, Ketua Umum Kohati HMI Cabang Ternate mengatakan, kegiatan ini bertujuan membuka diskusi kepada anggota cabang untuk menguji para kandidat secara terbuka. Sebab, pada saat sidang-sidang pemilihan dilaksanakan secara tertutup dengan menghadirkan delegasi dari komisariat.

“Harapannya membuka kegiatan ini agar Kohati dapat melihat beberapa kandidat yang sudah mendaftar dan melihat visi dan misi mereka serta capaian-capaian mereka selama berkohati”, ujar Aisun, dalam sambutannya.

Umiyati Do Usman, calon ketua dari Komisariat Hukum Universitas Khairun, menyampaikan paper berjudul Perempuan dan Halmahera, dimana salah satu yang menjadi masalah adalah terkait dengan eksploitasi pertambangan yang mengancam perempuan Halmahera dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

Menurut Umi, perempuan memiliki peran penting mengatur dan memenuhi sumber ketahanan pangan, makanan bergizi bagi anak-anak dan keluarga. Jika sumber-sumber pangan ini dirusak oleh pertambangan, maka rusak pula ketahanan pangan keluarga.

Ia mendorong pentingnya pengembangan pengetahuan dan penanganan produksi pangan terhadap perempuan. “Ketahanan pangan sangat berdampak pada perempuan karena yang mengatur kehidupan ekonomi itu perempuan” jelas Umi.

Disisi lain, Siti Sakinah Kasturian, salah satu kandidat calon ketua, mengatakan keterlibatan perempuan dalam ketahanan pangan memiliki peran sangat penting. Ia melihat kedua aspek dari perekonomian agraris maupun di poros maritim Maluku Utara, yang potensial memenuhi kebutuhan pangan dan melibatkan perempuan.

Menurut kandidat calon ketua dari Kohati Komisariat Hukum Unkhair itu, untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, penting juga mengakui dan mendorong peran perempuan di kedua sektor tersebut. Salah satunya, dengan menjamin kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

“Melalui partisipasi aktif perempuan, kita dapat memperkembangan potensi penuh di sektor pertanian, meningkatkan keberlanjutan, dan mencapai tujuan pembangunan yang inklusif,” jelas Sakinah dalam paper berjudul Peran perempuan dalam peningkatan ekonomi di arus poros maritim, yang ia sampaikan dalam diskusi.

Mutia Latono, calon kandidat ketua dari Kohati Komisariat Tobelo, juga menyentil terkait perempuan dalam ranah pertanian. Ia mengutip laporan badan pusat statistik (BPS) Maluku Utara bahwa sekitar 60 persen dari tenaga kerja di sektor pertanian merupakan perempuan.

“Hal ini menunjukan bahwa perempuan memegang peranan penting dalam produksi pangan, mulai dari penanaman hingga pengolahan hasil pertanian. Meskipun mereka [perempuan] berkontribusi signifikan, perempuan sering sekali menghadapi berbagai tantangan, seperti akses terbatas terhadap sumber daya, pendidikan, dan pelatihan yang memadai,” jelas Mutia, saat mempresentasikan papar Perempuan kepulauan dan tantangan ketahanan pangan.

Baik Mutia, Siti Sakinah, dan Umiyati, sama-sama ingin memajukan dan mendorong perempuan supaya terlibat dalam penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi perempuan di wilayah Maluku Utara.