Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) mencatat adanya 28 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Tidore Kepulauan pada tahun 2025.
Kasus-kasus tersebut tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Tidore, Tidore Timur, Tidore Selatan, Tidore Utara, Oba Utara, dan Oba Selatan.
Kepala UPTD PPA Tidore Kepulauan, Yuni Tranmiati, menjelaskan bahwa dari 28 kasus tersebut, hanya 10 yang berhasil diselesaikan melalui mediasi.
“Untuk pendampingan, kami memiliki tiga konselor. Namun, untuk tahap lebih lanjut hingga ke kejaksaan, saya tidak dapat mengingat detailnya dan harus mengecek data terlebih dahulu,” ungkapnya pada Selasa, 20 Mei 2025.
Yuni menambahkan bahwa UPTD PPA hanya memiliki satu analis hukum. Setelah tahap penyidikan selesai dan kasus dilimpahkan ke kejaksaan, pendampingan diserahkan ke pihak kejaksaan, bukan lagi UPTD PPA.
“Dari kasus yang telah berada di tahap P21, yakni kasus persetubuhan anak, tidak ada yang selesai,” jelasnya.
Untuk kasus-kasus yang telah diselesaikan, seperti penganiayaan, pengeroyokan, dan KDRT, mediasi dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Kasus KDRT ada dua orang, namun salah satunya belum memiliki buku nikah, sehingga kami kategorikan sebagai penganiayaan terhadap perempuan. Delapan korban lainnya termasuk dalam kategori kekerasan terhadap anak, dengan usia rata-rata antara 15 hingga 18 tahun,” kata Yuni.
Di sisi lain, terdapat 18 korban lainnya yang masih dalam proses penyelidikan oleh Kepolisian dan Kejaksaan Negeri Tidore. Hingga bulan Mei ini, proses penyelidikan masih berlangsung dan belum ada informasi terbaru mengenai kelanjutan kasus tersebut.
“Kami terus berkoordinasi dengan pihak kejaksaan dan, jika diperlukan, juga dengan Dinas Sosial,” ujar Yuni.
Dari 18 korban tersebut, 14 di antaranya merupakan kasus persetubuhan. Dalam laporan sebelumnya, diketahui bahwa orangtua korban berada di Tidore, sehingga satu kasus dilimpahkan ke Polres Ternate.
“Kasus tersebut kami limpahkan ke Ternate karena lokasi kejadian berada di Ternate,” jelas Yuni.

Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.