Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana, khususnya gelombang tsunami.

Ferry Handany Welley, Kepala BPBD Kota Ternate, meminta masyarakat agar tidak mendekati area bibir pantai, terutama saat ada potensi terjadinya tsunami.

“Sebagai instansi yang menangani penanggulangan bencana, kami mengimbau masyarakat untuk selalu menyiapkan diri dan meningkatkan kesiapsiagaan,” ujarnya, kepada Kadera.id, saat dihubungi, Rabu, 30 Juli 2025.

Ferry juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir agar menjauh dari pantai minimal satu kilometer atau setidaknya satu jam sebelum potensi gelombang tsunami terjadi.

“Jauhi bibir pantai paling tidak satu kilometer atau satu jam sebelum gelombang tsunami datang, terutama bagi masyarakat yang bermukim dekat pantai,” tegasnya.

Terkait fenomena surutnya air laut yang terjadi di Kota Ternate belakangan ini, Ferry menyebut bahwa hal tersebut kemungkinan besar merupakan bagian dari siklus pasang surut alami. Namun, ia menyarankan masyarakat untuk mengonfirmasi informasi lebih lanjut kepada BMKG.

“Fenomena ini sering terjadi dan dikenal sebagai pasang surut air laut. Namun, untuk penjelasan lebih detail, sebaiknya ditanyakan langsung ke BMKG,” tutupnya.

Imbauan ini disampaikan setelah terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 mengguncang pesisir timur Kamchatka, Rusia, pada Rabu (30/7) pukul 06.24 WIB.

BMKG menyebut guncangan besar tersebut turut memicu peringatan potensi tsunami di sejumlah wilayah Indonesia bagian timur, termasuk Halmahera Utara, Morotai, Halmahera Timur, dan Halmahera Barat.