Akademisi Universitas Khairun Dr. Muammil Sun’an mengkritik sikap tertutup Dinas Kesehatan Kota Ternate yang belum mengumumkan hasil uji laboratorium sampel darah 17 siswa SMK Negeri 5 Ternate. Belasan siswa tersebut sebelumnya diduga keracunan setelah mengonsumsi menu makan bergizi gratis (MBG).

“Publik perlu mengetahui [hasil uji laboratorium sampel darah] apakah siswa keracunan karena MBG atau ada penyebab lain. Pemerintah tidak perlu menutupi sehingga bisa dijadikan bahan evaluasi dari program MBG,” kata Muammil kepada reporter Kadera, melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 5 Agustus 2025.

Menurut Muammil, jika hasil uji darah menunjukkan siswa keracunan karena konsumsi menu MBG, maka pemerintah daerah harus melakukan pembenahan, mulai dari dapur umum hingga proses distribusi makanan sampai ke meja siswa di sekolah.

“Jika memang benar siswa keracunan karena MBG maka pemerintah harusnya sudah bisa siapkan upaya pencegahan. Bisa dimulai dari dapur sampa proses pengantaran,” ujarnya.

Muammil mengatakan program MBG merupakan salah satu program yang digagas Presiden Prabowo untuk menurunkan angka stunting dan meningkatkan kesehatan siswa, sebab itu, pelaksanaannya mesti mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, termasuk pengawas tingkat daerah.

Ia juga menyoroti lemahnya standar pengawasan terhadap dapur umum penyedia MBG di Kota Ternate. Dari 10 dapur umum, hanya satu yang memiliki petugas bersertifikat pelatihan higiene sanitasi pangan (HSP). Sementara dapur lain, termasuk yang menyalurkan makanan ke SMKN 5, masih menunggu pelatihan dari Badan Gizi Nasional (BGN).

“Keracunan siswa SMKN 5 Kota Tenate–dan ditemukannya ulat dalam menu MBG di MTs N 1 kota Ternate–menunjukkan lemahnya koordinasi dan pengawasan pihak terkait. MBG sebagai program nasional harusnya di setiap proses penyiapan MBG hingga pada pengantaran di tiap sekolah sudah lolos uji klinis,” tegasnya.

Sebelumnya, dr. Fathiyah Suma, Kepala Dinas Kesehatan Ternate, berjanji akan memberikan informasi terkait hasil uji laboratorium sampel siswa keracunan tersebut, namun sampai saat ini belum ada pengumuman terbuka. “Nanti dijawab ya. Masih fokus,” ujar dr. Fathiyah, singkat, Selasa lalu.

Rabul Sawal
Editor
La Ode Zulmin
Reporter