Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kota Ternate mengeluhkan minimnya anggaran transportasi yang hanya sebesar Rp50 ribu per orang. Protes ini sebelumnya telah disuarakan melalui aksi demonstrasi oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) dan peserta KKN.

M. Badwi Pina, Ketua Umum Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Ternate, mengatakan pihak kampus merespons dengan menggelar hearing atau rapat dengar pendapat bersama Wakil Rektor II dan Panitia KKN.

“Waktu itu Warek II menjelaskan anggaran KKN IAIN itu sekitar 50 jutaan,” ucap Badwi kepada reporter Kadera, Sabtu, 9 Agustus 2025.

Namun, tidak semua peserta hadir dalam rapat tersebut. Badwi khawatir informasi terkait rincian anggaran tidak sampai ke seluruh mahasiswa.

“Mungkin informasi mengenai rincian anggaran tidak didapatkan oleh mahasiswa KKN lainnya akhirnya mereka juga mempertanyakan,” lanjutnya.

Di tengah polemik itu, beredar kabar juga adanya ancaman dari salah satu panitia KKN kepada peserta. Hingga berita ini diterbitkan, pihak yang diduga mengancam peserta belum memberikan konfirmasi.

Badwi menjelaskan, sebagian mahasiswa ingin melaksanaan KKN di luar Kota Ternate. Pihak kampus mengizinkan, namun biaya transportasi dan akomodasi harus ditanggung mahasiswa.

“Dari pihak kampus menyatakan boleh KKN di luar Kota Ternate, tetapi biaya ditanggung sendiri, dan melakukan koordinasi pada perangkat desa secara mandiri, bukan dari pihak kampus, tapi anggaran 100 ribu itu tetap diberikan,” jelasnya.

Ia menilai ancaman dari panitia tidak seharusnya terjadi, sebab, peserta KKN berhak bertanya dan meminta kejelasan. Panitia dan kampus, kata Badwi, seharusnya tidak menanggapi dengan emosional.

Rabul Sawal
Editor
Nurdafni K. Hamisi
Reporter