Kunjungan Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, ke Kedaton Tidore menjadi momentum penting dalam memperkuat hubungan pemerintah provinsi dengan Kesultanan Tidore.

Dalam kunjungan mendampingi Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon itu, Sherly secara terbuka meminta arahan dan bimbingan Sultan Tidore, H. Husain Alting Sjah, untuk mempercepat pembangunan Maluku Utara.

“Baru sembilan bulan memimpin, saya mohon bimbingan dan arahan. Jika ada yang salah dari saya maupun Pak Sarbin, kami sangat membutuhkan gagasan besar dari Ou (Sultan) Tidore untuk membangun Maluku Utara,” ujar Sherly, Kamis, 27 November 2025.

Sherly menegaskan, pemerintahannya berkomitmen mewujudkan keadilan pembangunan di seluruh wilayah Maluku Utara. Baginya, kemajuan daerah tidak boleh terhambat oleh sekat politik maupun perbedaan pilihan saat Pilkada.

“Saya sangat setuju bahwa keadilan harus hadir untuk semua. Pemerataan pembangunan perlu dirasakan di seluruh daerah,” tegasnya.

Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Maluku Utara telah menutup ruang bagi politik balas dendam pasca kontestasi. Menurutnya, setelah pemilihan usai, seluruh masyarakat dan pemimpin daerah harus kembali bersatu.

“Ketika kita bersaing, itu hal biasa. Tapi setelah selesai, torang semua kembali sebagai basudara. Maluku Utara ini satu, Marimoi Ngone Futuru,” kata Sherly.

Dalam pertemuan itu, Sherly juga menyampaikan tekad mempercepat proses pemulangan artefak Kesultanan Tidore yang kini berada di Spanyol. Menurutnya, benda bersejarah tersebut penting sebagai identitas budaya Maluku Utara, sehingga harus diperjuangkan melalui diplomasi budaya bekerja sama dengan pemerintah pusat.

Sultan Tidore, H. Husain Sjah, menyambut baik komitmen Gubernur Sherly dan mengajak seluruh tokoh serta pemimpin daerah mempererat silaturahmi demi percepatan pembangunan. “Silaturahmi yang baik akan membawa manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.