Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda meninjau progres pembangunan tahap kedua gedung jantung di rumah sakit umum daerah (RSUD) Chasan Boesoirie, Kota Ternate, pada Jumat, 7 Maret 2025. Pembangunan yang belum rampung itu akan dianggarkan kembali oleh pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui dana alokasi umum (DAU) sebesar Rp15 miliar.

“Ini bangunannya belum selesai secara fisik luar. Seperti lantai, plafon dan lift. Akan ada tahap tiga di tahun ini dianggarkan dari DAU sebesar 15 miliar, supaya alat bisa masuk,” ujar Sherly, kepada awak media setelah menjengku Abdul Gani Kasuba, bekas gubernur Maluku Utara yang sedang dirawat di rumah sakit.

Proyek pembangunan gedung jantung yang telah memasuki tahap kedua sejak 2024 itu memang terlihat belum sepenuhnya rampung. Sementara, untuk tahap ketiga, kata Sherly, akan diupayakan mendapatkan anggaran tambahan senilai Rp150 miliar dari pemerintah pusat untuk pengadaan fasilitas pelayanan kesehatan pemeriksaan jantung.

“Sehingga jika kedepannya ada yang serangan jantung di Maluku Utara bisa dioperasi di RSUD Chasan Boesoirie,” tambah Sherly.

Menurut Sherly, kebijakan efisiensi yang berdampak pada sektor kesehatan akan dibahas kembali bersama organisasi perangkat daerah (OPD) di Provinsi Maluku Utara dalam waktu dekat. Ia akan melihat lebih dulu dana alokasi umum dan dana alokasi khusus (DAK) di perangkat daerah.

“Intinya, sebisa mungkin yang diefisiensikan adalah hal yang tidak terlalu produktif. Tapi pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan menyangkut orang banyak diprioritaskan,” ucap istri mendiang Benny Laos itu.

Dr. Alwia Assagaf, direktur RSUD Chasan Boesoirie, mengatakan pekerjaan pembangunan gedung jantung rumah sakit progresnya baru sampai pada pencairan anggaran sebanyak 70 persen. Sehingga, sisa pekerjaan belum diselesaikan karena belum terbayar sepenuhnya.

“Tetapi saat ini lihat sendiri sendiri pekerjaan fisik tahap dua sudah rampung. Tinggal pembersihan saja. Vendornya tetap mengerjakan walaupun belum menerima anggaran 30 persen,” jelas Dr. Alwia.

Dr. Alwia berkata sudah berkomunikasi dengan wakil gubernur Maluku Utara Sarbin Sehe terkait masalah sisa anggaran 30 persen tersebut. Sementara, masih menunggu diaudit oleh badan pemeriksa keuangan (BPK).

Ia berharap, pembangunan gedung jantung rumah sakit tidak terkena kebijakan efisiensi anggaran, sebab, masih membutuhkan anggaran miliaran. Dengan dukungan anggara yang tepat, kata Dr. Alwia, bakal mempercepat pembanguan gedung hingga bermanfaat bagi masyarakat.

“Semoga anggara 15 miliar dari pemerintah daerah bisa untuk menyelesaikan pembangunan tahap tiga dan selesai tepat waktu. Anggaran pembangunan gedung khusus jantung ini mengalir dari dua sumber, [melalui] DAK dari pusat dan DAU dari daerah,” katanya.