Korps HMI-Wati (Kohati) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Universitas Bumi Hijrah (Unibrah) Cabang Tidore, menggelar diskusi publik bertema “Refleksi Hardiknas: Melawan Sunyi di Balik Lonjakan Bunuh Diri dan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak”. Kegiatan berlangsung di aula kampus Unibrah II, Kamis, 15 Mei 2025.

Nurul Mawani M. Djafar, Ketua Kohati Komisariat Unibrah mengatakan, diskusi ini digelar sebagai respons atas meningkatnya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta kasus bunuh diri yang kian marak di Maluku Utara.

“Kegiatan ini ada sebagai diskursus dan bekal dalam menciptakan ruang aman dalam dunia pendidikan, baik siswa, pun mahasiswa,” kata Nurul.

Nurul menjelaskan, diskusi ini penting untuk mencegah berbagai bentuk kekerasan, baik verbal maupun nonverbal, serta memperkuat mental peserta didik agar tidak mudah terjerumus dalam kondisi psikologis yang dapat memicu tindakan bunuh diri.

Selain mahasiswa, kegiatan ini juga melibatkan siswa-siswi SMA dari Kecamatan Oba Utara agar mereka memiliki pemahaman yang lebih baik dalam mengenali dan menghindari kekerasan serta risiko gangguan mental.

Dessy Masyitah Turuy, Plt. Kepala Dinas P3A Maluku Utara, dalam paparannya, menyoroti pentingnya komitmen pemerintah provinsi dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Kasus dan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak mengalami lonjakan lima tahun terakhir,” kata Dessy.

Data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) Maluku Utara mencatat, pada tahun 2020 terdapat 151 kasus dengan 155 korban; tahun 2021 meningkat menjadi 290 kasus dan 320 korban; tahun 2022 melonjak menjadi 396 kasus dan 432 korbam; pada tahun 2023 tercatat 410 kasus dengan 462 korban.

Kasus meningkat drastis pada 2024 tercatat 464 kasus dengan jumlah korban mencapai 492 orang.

Sedangkan dr. Fathir M. Natsir, Praktisi Kesehatan, yang fokus soal masalah bunun diri mengatakan, penyebab maraknya karena manusia cenderung mengarah pada kesenangan hidup. Karena itu, mestinya, tidak ada kecendrungan semacam itu.

“Ketika kesenangan itu tak lagi ditemukan maka diri menjadi strees dan depresi dan dapat menyebabkan hasrat untuk bunuh diri” tuturnya singkat.

Rabul Sawal
Editor
La Ode Zulmin
Reporter