Hujan deras yang mengguyur Kota Ternate selama dua hari memicu tanah longsor di lima titik di Kelurahan Ngade, Kecamatan Ternate Selatan, Kamis dinihari, 19 Juni 2025. Empat titik berada di RT 1 dan satu titik lainnya di RT 4.
Dua lokasi mengalami kerusakan parah. Salah satunya berada di samping aliran barangka (kali mati) kawasan Perumahan Safira, RT 4, yang menyebabkan jalan rusak sepanjang beberapa meter. Titik lainnya berada di sekitar jalan raya samping Floridas, tak jauh dari kampus Akademi Kebidanan Cahwala Maluku Utara.
Meski tidak ada korban jiwa, sejumlah ruas jalan mengalami kerusakan sehingga akses warga terganggu. Sebanyak 14 kepala keluarga di RT 4 terisolasi karena jalan tidak bisa dilalui kendaraan.
“Saya tadi bangun salat Subuh, pukul 5 sudah lihat ada patahan sih. Tapi cuma sedikit saja. Namun, sekitar satu jam kemudian tanah longsor sudah besar dan jalan rusak di samping barangka,” kata salah satu warga kepada reporter Kadera, Kamis, 19 Juni 2025.
Ia menduga longsor terjadi akibat kombinasi intensitas hujan tinggi dan penyempitan aliran air di barangka oleh aktivitas usaha percetakan batu bata.
“Jadi saluran air di barangka itu sebelumnya mengalir lancar. Tapi, timbun terus aliran air menyempit,” ungkapnya.
Wahyu, 39 tahun, warga lain di RT 4, mengatakan hal serupa. Menurut dia, tidak adanya talut di sekitar timbunan membuat aliran air langsung menghantam tanah sekitar.
Timbun tapi tarada (tidak) ada talut itu kan membuat material terbuang ke barangka. Makanya, aliran air barangka jadi sempit. Akhirnya, air dari hulu mengalir ke kiri (dan mengikis) tanah,” jelas Wahyu.
Seorang pedagang, Anas, 28 tahun, menyebut longsor di dekat kawasan Floridas juga terjadi menjelang pagi. “Pukul 8 pagi tadi, saya datang buk warung sudah terjadi tahan longsor itu,” katanya.
Lurah Ngade, Faris Fabanyo, membenarkan ada lima titik longsor yang terjadi di wilayahnya. Ia menyebut dua di antaranya tergolong parah, terutama di RT 4 dan RT 1. “Yang paling parah di jalan kawasan perumahan Safira, RT 4. Selain itu, ada di jalan kawasan Floridas,” ujarnya.
Faris mengatakan pihak kelurahan telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk evakuasi dan penanganan darurat.
“Upaya evakuasi kita sudah berkoordinasi dengan pihak BPBD. Tinggal bagaimana penanganan dari mereka,” ucapnya.
Terkait dugaan penyempitan saluran air akibat aktivitas usaha batu bata, Faris mengaku pihaknya sudah menegur pemilik usaha. “Bahkan kita juga sudah koordinasikan dengan Lurah Kalumata, karena usaha percetakan batu bata itu masuk di kawasan mereka,” ujar Faris.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.