Komunitas Anak Muda Sadar Sampah (Ankam) kolaborasi bersama Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) mengangkut sekitar 150 karung sampah dari pangkalan 40 nelayan Kampung Makassar Timur, Ternate Tengah, Kota Ternate, pada Ahad, 14 September 2025.

Sampah itu ditahan dengan jaring sebelum terbawa ke laut dan mengancam ekosistem pesisir. Fajar Megantara Wiradisastra, Ketua Ankam, mengatakan mayoritas sampah yang diangkut berupa plastik dan limbah non-organik.

“Kurang lebih ada 150 karung yang kita angkut. Kebanyakan sampah plastik, karena sampah organiknya sudah tercampur dengan air, atau terbawa oleh arus,” kata Fajar kepada Kadera, Senin, 15 September 2025.

Komunitas Anak Muda Sadar Sampah (Ankam) berkolaborasi dengan masyarakat mengangkut sampah tepat di pangkalan 40 nelayan Kampung Makassar Timur, Ternate Tengah, Kota Ternate, pada Ahad, 14 September 2025. Foto: Ankam.

Menurutnya, kondisi ini mencerminkan bahwa pemerintah kota tidak serius menangani masalah lingkungan hidup. Sebab, setelah aksi bersih, sampah kembali menumpuk di lokasi yang sama. Kalau pemerintah tidak mendukung, aksi semacam ini hanya menjadi gerakan tak bermakna.

“Karena kita kerja sendiri dan tidak ada tanggapan pemerintah, yaitu melakukan sosialisasi dari hulu ke hilir. Saya rasa ini akan menjadi satu [gerakan] omong kosong semata,” jelas Fajar.

Bulan depan, Ankam berencana memasang jaring kembali untuk memastikan apakah sampah berasal dari masyarakat ata kiriman dari wilayah lain.

Fajar menegaskan, bila dibiarkan, persoalan sampah di Ternate akan menjadi bom waktu yang sulit ditangani. Ia berharap pemerintah lebih fokus dan menjadikan masalah sampah sebagai prioritas.

Rabul Sawal
Editor
La Ode Zulmin
Reporter