Puluhan siswa SD Negeri 240 di Desa Bobo, Kecamatan Obi Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, terpaksa menyeberangi sungai setiap hari tanpa jembatan untuk berangkat ke sekolah.
Setiap pagi, anak-anak berseragam merah putih itu harus melintasi sungai dengan arus cukup deras dan air setinggi lutut orang dewasa. Orang tua dan guru turun tangan membantu menggendong para siswa agar tidak hanyut.
“Kalau tidak digendong, anak-anak bisa terbawa arus. Tapi mereka tetap semangat datang ke sekolah,” ujar Yosna Yunita, guru SD Negeri 240, Selasa, 4 November 2025.
Menurut Yosna, kondisi tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun. Saat musim hujan tiba, sungai yang memisahkan permukiman warga dan sekolah sering meluap, sementara di desa itu belum ada jembatan penghubung.
“Setiap kali banjir, kami para guru dan orang tua harus membantu anak-anak menyeberang. Kadang kami semua basah kuyup, tapi tidak ada pilihan lain,” katanya.
Meski menghadapi risiko setiap hari, para siswa tetap bersemangat bersekolah. Mereka enggan bolos meski harus menunggu air surut atau digendong menyeberang.
Warga berharap pemerintah daerah segera membangun jembatan agar akses menuju sekolah lebih aman dan anak-anak dapat belajar tanpa harus mempertaruhkan keselamatan.

Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.