Sedikitnya 26 mahasiswa bagian dari massa aksi DPR di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ternate, Maluku Utara, pada Senin, 1 September 2025 mengalami luka-luka. Beberapa korban mengalami cedera di kepala, patah kaki, hingga sesak napas setelah bentrok dengan aparat kepolisian.

Tim medis dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (PKIK) Universitas Khairun mencatat, lima mahasiswa mengalami luka di kepala, empat luka di tangan, enam sesak napas, satu patah kaki, dan lebih dari sepuluh lainnya cedera ringan.

Dong [korban] sudah evakuasi ke RS Tentara. Tadi juga ada satu korban dari polisi yang kami tangani,” jelas Nurulginayah, tenaga medis aksi dari FKIK Unkhair kepada Kadera. 

Ia menambahkan, timnya juga sempat memberi pertolongan kepada seorang polisi yang terluka.

Muhammad Ardiansyah, Ketua BEM FKIK Unkhair, menyesalkan tindakan aparat yang tetap menembakkan gas air mata ke arah tim medis saat mereka sedang menangani korban.

“Kami sayangkan ketika aparat kepolisian maju dan tidak mempertimbangkan kami sebagai tim medis, yang sedang berada di depan Indomaret dan mengobati korban luka-luka,” katanya.

Ia berharap, aparat kepolisian dapat mempertimbangkan keberadaan tim medis aksi ketika menembakan gas air mata.

“Kami harap berharap ke depannya pihak aparat dapat memilih mana provokator mana tim medis karena tujuan kami untuk bantuan kemanusiaan,” ucapnya.

Rabul Sawal
Editor
La Ode Zulmin
Reporter